Memberi ASI eksklusif pada Bayi sangat disarankan.
Selama masa keemasan bayi (6 bulan), bayi hanya diperbolehkan minum ASI, baru setelah 6 bulan bayi bisa diberi makanan rumahan. Proses menyusui tidak hanya putus setelah masa 6 bulan, proses ini bisa diteruskan hingga bayi berusia 2 tahun atau lebih.
"Proses menyusui ini bisa dimulai secepatnya dengan cara inisiasi dini, yaitu segera setelah lahir, bayi ditengkurapkan di dada ibu sehingga kulit ibu melekat pada kulit bayi minimal 1 jam,” kata dr Utami Roesli, Sp.A, IBCLC FABM,ketua Sentra Laktasi Indonesia dalam acara diskusi media mengenai Perlindungan Hak Menyusui bagi Wanita Bekerja di Bloeming Bar & Restaurant, FX Plaza Jakarta, Jumat (3/8/2012).
Dengan adanya kontak dini ini, maka tubuh bayi akan tetap hangat sekaligus menstabilkan detak jantung dan pernapasannya. Selain itu, ikatan ibu dengan anak akan makin kuat dan umumnya si bayi lebih berhasil disusui untuk waktu yang lama.
Dr Utami menjelaskan, menyusui bayi akan berdampak panjang bagi kesehatan mental anak. Penelitian menemukan bahwa semakin lama menyusui, maka risiko gangguan mental pada anak semakin berkurang. Selain itu, penelitian lain juga menemukan bahwa anak yang diberi ASI lebih cerdas dan tinggi skor IQ-nya. Di samping manfaatnya bagi bayi, menyusui juga ternyata bermanfaat bagi kesehatan ibu.
"Selama ini, manfaat menyusui identik dengan kesehatan bayi saja. Banyak juga para ibu yang karena berbagai hal tidak memberikan ASI kepada bayinya. Padahal menyusui itu memiliki manfaat yang besar juga bagi ibu," kata dr Utami.
dr Utami membeberkan beragam manfaat menyusui bagi ibu, yaitu:
1. Mengurangi pendarahan dan kurang darah setelah melahirkan.
2. Mengurangi risiko terkena kanker payudara, kanker ovarium dan kanker endometrial
3. Mengurangi risiko terserang penyakit penuaan seperti diabetes melitus, osteoporosis dan rheumatoid artritis
4. Merupakan metode KB paling aman
5. Mengurangi risiko obesitas
6. Mengurangi risiko stres dan kegelisahan
7. Mengurangi risiko tindakan kekerasan dan penelantaran anak sebanyak 4,8 kali lebih kecil.
Pendapat lain juga
Mengapa demikian???
Karena ASI selain bermanfaat sebagai makanan Pokok bayi sampai usia 6
bulan (sesuai dengan hasil pertemuan negara-negara anggota WHO atau World Health Assembly
(WHA) tahun 2002 telah diputuskan mengenai standar emas makanan bayi.
WHA merekomendasikan agar proses menyusui dimulai secepat mungkin hingga
bayi berusia 6 bulan), ASI juga bermanfaat untuk untuk menunjang
kesehatan dan kekebalan bayi supaya bebas dari penyakit. Ini sudah
terbukti Bayi yang mendapat Air Susu Ibu (ASI) eksklusif sejak dini dari
ibunya lebih sehat dan tidak mudah sakit dari pada bayi yang tidak
mendapatkan ASI. Manfaat memberi ASI ke Bayi tidak hanya dirasakan bagi
sang bayi, ibu yang memberi ASI juga mendapatkan manfaat.
Proses pemberian ASI atau menyusui bayi perlu dilakukan dengan benar.
Hal ini nanti berpengaruh terhadap pertumbuhan sang bayi. Apalagi untuk
bunda yang baru menyusui untuk anak pertamanya, untuk mencapai
keberhasilan harus lebih SABAR.
Selama masa keemasan bayi (6 bulan), bayi hanya diperbolehkan minum ASI, baru setelah 6 bulan bayi bisa diberi makanan rumahan. Proses menyusui tidak hanya putus setelah masa 6 bulan, proses ini bisa diteruskan hingga bayi berusia 2 tahun atau lebih.
"Proses menyusui ini bisa dimulai secepatnya dengan cara inisiasi dini, yaitu segera setelah lahir, bayi ditengkurapkan di dada ibu sehingga kulit ibu melekat pada kulit bayi minimal 1 jam,” kata dr Utami Roesli, Sp.A, IBCLC FABM,ketua Sentra Laktasi Indonesia dalam acara diskusi media mengenai Perlindungan Hak Menyusui bagi Wanita Bekerja di Bloeming Bar & Restaurant, FX Plaza Jakarta, Jumat (3/8/2012).
Dengan adanya kontak dini ini, maka tubuh bayi akan tetap hangat sekaligus menstabilkan detak jantung dan pernapasannya. Selain itu, ikatan ibu dengan anak akan makin kuat dan umumnya si bayi lebih berhasil disusui untuk waktu yang lama.
Dr Utami menjelaskan, menyusui bayi akan berdampak panjang bagi kesehatan mental anak. Penelitian menemukan bahwa semakin lama menyusui, maka risiko gangguan mental pada anak semakin berkurang. Selain itu, penelitian lain juga menemukan bahwa anak yang diberi ASI lebih cerdas dan tinggi skor IQ-nya. Di samping manfaatnya bagi bayi, menyusui juga ternyata bermanfaat bagi kesehatan ibu.
"Selama ini, manfaat menyusui identik dengan kesehatan bayi saja. Banyak juga para ibu yang karena berbagai hal tidak memberikan ASI kepada bayinya. Padahal menyusui itu memiliki manfaat yang besar juga bagi ibu," kata dr Utami.
dr Utami membeberkan beragam manfaat menyusui bagi ibu, yaitu:
1. Mengurangi pendarahan dan kurang darah setelah melahirkan.
2. Mengurangi risiko terkena kanker payudara, kanker ovarium dan kanker endometrial
3. Mengurangi risiko terserang penyakit penuaan seperti diabetes melitus, osteoporosis dan rheumatoid artritis
4. Merupakan metode KB paling aman
5. Mengurangi risiko obesitas
6. Mengurangi risiko stres dan kegelisahan
7. Mengurangi risiko tindakan kekerasan dan penelantaran anak sebanyak 4,8 kali lebih kecil.
Pendapat lain juga
Ibu yang memberikan ASI pada bayinya,
ternyata dapat menurunkan bobot tubuh lebih cepat daripada ibu yang tidak
menyusui.
Hal itu dikatakan dr. Dyah Purnamasari, Sp.PD, dari Divisi Metabolik dan Endokrin Departemen Penyakit Dalam FKUI.
Hal itu disampaikannya kepada media, usai menjadi pembicara dalam media edukasi bertemakan penyakit kardiovaskular dan diabetes, di Jakarta, Kamis.
"Pada saat ibu memberikan ASI ekslusif, itu berarti dia sudah mengurangi timbunan lemak yang memang dicadangkan tubuh pada ibu hamil," ujarnya.
Lemak tersebut, lanjutnya, memang disiapkan tubuh untuk bekal menyusui bayinya.
Lemak tersebut akan digunakan dalam memproduksi ASI, sehingga bila tidak menyusui, maka lemak yang tidak terpakai akan tetap tertimbun, kata Dyah.
"Nah, ASI yang tidak diberikan akan mengendap, otomatis bobot tubuh tidak akan turun," katanya.
Hal itu dikatakan dr. Dyah Purnamasari, Sp.PD, dari Divisi Metabolik dan Endokrin Departemen Penyakit Dalam FKUI.
Hal itu disampaikannya kepada media, usai menjadi pembicara dalam media edukasi bertemakan penyakit kardiovaskular dan diabetes, di Jakarta, Kamis.
"Pada saat ibu memberikan ASI ekslusif, itu berarti dia sudah mengurangi timbunan lemak yang memang dicadangkan tubuh pada ibu hamil," ujarnya.
Lemak tersebut, lanjutnya, memang disiapkan tubuh untuk bekal menyusui bayinya.
Lemak tersebut akan digunakan dalam memproduksi ASI, sehingga bila tidak menyusui, maka lemak yang tidak terpakai akan tetap tertimbun, kata Dyah.
"Nah, ASI yang tidak diberikan akan mengendap, otomatis bobot tubuh tidak akan turun," katanya.
Jadi sangat jelas, Bunda yang memberi ASI dan Bayi yang mendapatkan ASI sama-sama mendapatkan manfaat.